KlinikStrokeNusantara.com

Selasa, 30 Juni 2015

Pelatihan Kerja, Meningkatkan Kemampuan Para Pekerja Infal

Lebaran biasanya dimanfaatkan warga Ibu Kota dan sekitarnya untuk mudik ke kampung halaman. Namun, sebagian warga dari Jawa Tengah dan Jawa Barat rela tak ikut merayakan Lebaran demi mencari tambahan penghasilan sebagai pembantu infal. Mereka bekerja untuk menggantikan asisten rumah tangga yang mudik. 

Sakinah (48), perempuan asal Cirebon, Jawa Barat, baru saja tiba di sebuah yayasan, agen penyalur pembantu infal di Jakarta Barat, Kamis (26/6). Sakinah berniat mencari kerja merawat orang jompo selama Lebaran.

Ia pergi ke Jakarta naik bus dengan membayar biaya tiket Rp 60.000. Tahun ini merupakan tahun pertama Sakinah melamar sebagai pembantu infal.

"Anak saya yang paling kecil mau masuk SMK (sekolah menengah kejuruan). Dia butuh uang Rp 1,5 juta untuk biaya pendaftaran," ujar Sakinah yang mengaku sudah lama ditinggal kabur suaminya.  

Dengan bekerja sebagai pembantu infal, Sakinah bisa mengumpulkan uang Rp 200.000 - Rp 300.000 per hari. Itu merupakan tarif resmi yang dipatok Yayasan.  

Sebelum ditempatkan, Sakinah bisa menumpang tidur di kantor yayasan. Di ruangan berukuran sekitar 4 meter x 4 meter, Sakinah berbagi kamar dengan pelamar lain. Mereka tidur beralaskan karpet dan tikar. Tidak ada lemari. Baju-baju mereka hanya digantung di tembok.

Bagi Sakinah, merawat orang jompo bukanlah hal baru. Sebelumnya, ia pernah bekerja merawat orang lansia selama beberapa tahun di Kelapa Gading, Jakarta Utara. 

"Rencana mau cari pekerjaan infal selama satu bulan. Kalau ada yang mau mempekerjakan lebih lama, saya juga mau, "tutur Sakinah.

Ningsih (23), perempuan asal Cianjur, Jawa Barat, datang melamar sebagi pembantu infal untuk menambah penghasilan . Sehari-hari, ia hanya bekerja sebagai ibu rumah tangga.

Terkadang, ia membantu suami menjahit pakaian. Pendapatan suaminya sebagai penjahit sekitar Rp 1 juta per bulan. "Lumayan utnuk isi-isi (membeli) perabot rumah tangga," ujar Ningsih mengenai penghasilannya menjadi pembantu infal.

Ningsih datang ke Jakarta atas rekomendasi teman. Dia datang dengan menumpang bus dan membayar tiket Rp 30.000. Ia berencana mengambil pekerjaan hinggan H + 7 Lebaran. Setelah itu, ia akan kembali ke kampung halaman.

Melatih dan menyalurkan
Pemilik yayasan mengatakan, yayasan itu ia dirikan pada 1997 sebagai lembaga pelatihan kerja (LPK). Ia melatih calon pekerja asisten rumah tangga, baby sitter, dan pengasuh orang lansia. Setiap tahun, ia juga menyalurkan 200-300 pembantu infal ke seluruh penjuru Jakarta. 

"Kebutuhan pembantu infal setiap tahun biasanya 700-800 orang. Namun, tahun ini kami hanya bisa menyalurkan 200-300 pekerjai," ungkapnya.

Yayasan bisa melatih 48 orang sekali angkatan. Jumlah tenaga pengajar empat orang. Selain materi pelatihan, alat peraga berupa boneka bayi, kursi roda, dan beberapa peralatan lain juga disediakan. 

Pemilik mengklaim, yayasan miliknya melindungi karyawan jika terjadi permasalahan dengan majikan, seperti gaji yang tidak dibayarkan majikan atau pembantu mendapatkan perlakuan kasar dari majikan. Yayasan akan bertnaggung jawab dan mengurus permasalahan itu sampai tuntas. 

"Kalau usaha dari kami tidak berhasil, kami akan meminta bantuan dari Asosiasi Pelatihan dan Penempatan Pekerja Rumah Tangga Seluruh Indonesia (APPSI)," ujarnya.

Denyut kehidupan di Jakarta tidak pernah berhenti. Bahkan, ketika sebagian besar pekerja mudik dan beristirahat dari kesibukan rutin, sebagian orang memilih menjadi pekerja musiman yang datang untuk mengasi rezeki di Ibu Kota.   

(DIAN DEWI PURNAMASARI)

Selasa, 24 Desember 2013

ANAK-ANAK GENERASI MULTI LAYAR RENTAN PENYAKIT

PARA peneliti mengatakan sebagian besar anak berusia 10 - 11 tahun yang sudah terpapar multilayar yakni menonton TV sambil menggunakan iPad, smartphone, laptop, dan video game portable berisiko mengalami obesitas dan masalah kesehatan mental pada anak-anak. (Media Hidup Sehat) 

Minggu, 22 Desember 2013

Emosi Pun Memicu Keringat

Berkeringat telah menjadi bagian dalam hidup sehari-hari mengingat kita tinggal di negara beriklim tropis. Akan tetapi, ternyata keringat tak cuma muncul ketika udara lembap dan panas, tetapi juga karena terpapar sinar matahari, serta saat beraktifitas berat. Keringat pun bisa muncul meski kita berada dalam ruangan berpenyejuk udara sekalipun.

MASALAHNYA, hal ini justru kerap kali tidak sadari, hingga tiba-tiba aroma tak sedap merayap. Mengapa bisa demikian? 

Faktor yang mengintai
Bau badan terjadi ketika keringat bertemu dengan bakteri. Yang jadi soal, kita tak dapat mengontrol munculnya keringat. Keringat tetap mengintai, kapan pun dan di mana pun.

Faktor penyebabnya beragam. Di antaranya dipicu oleh emosi senang atau sedih, stres dan tekanan, melakukan gerakan ringan yang dilakukan berulang-ulang, perubahan suhu dari  panas ke dingin sehingga lembap, dan tentu saja dalam udara panas.

Masalahnya, stres pun kerap sulit dihindari. Dalam dunia kerja, misalnya tekanan bisa muncul, baik dari atasan maupun disebabkan persaingan dengan rekan kerja. Emosi juga ikut naik-turun. Hal seperti ini dapat memicu kelenjar keringat lebih aktif sehingga membuat tubuh berkeringat. 

Tak melulu dalam suasana tertekan. Bahkan, ketika Anda diberi tahu mendapat kenaikan jabatan sebagai buah kerja keras pun tanpa disadari membuat kelenjar keringat lebih aktif. Semua itu gara-gara emosi yang tiba-tiba membuncah.

Berhubung kita tak dapat mengontrol produksi kelenjar keringat yang bisa berubah sewaktu-waktu, tak ada salahnya membuat langkah antisipasi, sebelum disergap aroma tak sedap. Mandi bersih setiap hari menjadi langkah awal untuk membebaskan tubuh dari kuman dan kotoran. Demikian halnya dengan memperhatikan kebersihan baju, bukan hanya terlihat cemerlang, tetapi juga  bebas dari kuman.  

Akan tetapi, sering kali dua hal tersebut tak cukup untuk mengatasi bau badan. Wajar kalau kemudian orang, khususnya perempuan, menggunakan parfum atau body spray sebelum atau saat beraktivitas. Pertanyaannya kemudian, apakah langkah ini dapat membantu mengusir bau badan?

Jawabannya memang relatif, karana bau badan dapat kembali menyerap, lantaran keduanya tidak mengandung zat deodorizer yang dapat membunuh bakteri penyebab bau badan dan antiperspirant untuk mencegah keringat berlebih.

Parfum dan cologne sifatnya hanya menutupi permukaan dan bersifat sementara. Tak masalah untuk tetap mengenakannya, karena toh dapat digunakan berulang kali dalam sehari. Namun, agar ketiak tetap kering dan tidak menimbulkan bau badan, sebaiknya menggunakan deordoran yang telah dilengkapi dengan antiperspirant dan deodorizer.

Langkah sederhana ini pun mampu menjadi pendongkrak kepercayaan diri. Bau badan hilang, bekerja juga makin semangat dan performa  kerja meningkat. Meski sepulang kerja berkumpul dengan teman-teman pun tak jadi soal. Satu langkah mudah untuk  membuat hidup kian berwarna, bukan? (ADIT)  

Rabu, 13 November 2013

LOVE, SHARE & COMFORT CENTER

Love, Share & Comfort Center adalah sebuah layanan yang diciptakan untuk membantu anggota keluarga yang sakit parah atau yang divonis oleh dokter tidak akan sembuh, masalah anak, mantu, suami, mertua, kakak atau adik, dan lain sebagainya.